Pages

Sunday, March 31, 2013

Mengenang 5 Tahun Kepergianmu - 30 Sept 2012



Di antara badai yang datang pagi ini, kami mengenangmu, sahabat
5 tahun sudah kita tidak bersama dan kami meyakini rencana indah Tuhan untukmu, telah membuatmu bahagia

Kami berhimpun menundukkan kepala, mengenang duka yang pernah mengukir hari.
Bukan untuk mengorek luka lama, namun sebagai pembelajaran bagi kelanjutan hidup dan memetik makna dari kejadian itu

Kami bersatu di aula dalam pengajian, kami bersatu di gereja dalam doa
Kami bersyukur atas nikmat yang diberikanNya, atas kebersamaan kami walau dalam perbedaan dan....
Kami menabur bunga di dermaga, sebagai tanda bahwa kau pernah bersama dan menjadi bagian dari kami… 

30 Sep 2007 - 30 Sep 2012

Monday, March 25, 2013

Lagu Skyline (by Kasta)

Biru, lambang cintaku
Garis cakrawala penuntun jalanku
Bunga salju penyejuk jiwaku,
Oh Skyline

Bersamamu, kutelusuri Nusantara
Bersamamu, ku cerita pada dunia
Bersama kita reguk panorama indah....
INDONESIA

Hai majulah, melangkah majulah
Raihlah masa depan gilang gemilang
Hai majualah, melangkah majulah
Raihlah masa depan gilang gemilang

Ga tau sebetulnya siapa yg bikin kata2 indah dalam lagu itu.
Skyline adalah klub pencinta alam (sekarang lebih suka bilang penikmat alam) dimana aku menjelajahi liku2 petualangan alam.

Aku gabung dengan klub ini tahun 1986, tahun tahun awal aku kuliah di Jogja. Teman se-angkatanku, Menyek (Tri Joni Susanto) yang memperkenalkan Skyline ke aku dan teman lainnya yang juga ikut bergabung (Eko dan Kasta). Sebelumnya kami sama sama ikut pendidikan dasar pencinta alam di Kampus STTNAS (dulu ATNAS) Jogjakarta.

Skyline ada beberapa "cabang" di kota kota di Jawa, yaitu ada di Malang (bersama teman2 dari Imapala - UNMER), Kota Batu (dengan teman2 dari Papalas) dan Semarang (seorang dari UNDIP - Ibung alm)

Pendakian pertama kami dalam Skyline adalah Gunung Ciremai di daerah Kuningan, Jawa Barat. Waktu itu sekalian kami dilantik jadi anggota Skyline (secara udah ikut pendidikan pencinta alam kampus, jadi langsung dilantik).Setelah pelantikan, berturut turut aku dan teman2 ikut ekspedisi dalam klub. 

Pertama kami ke Makassar (dulu Ujung Pandang), ceritanya memberi bantuan teman2 dari IMAPALA yang berangkat duluan dan membantu melakukan pencarian dan penyelamatan (SAR) di Gunung Bawakaraeng. Berangkatlah kami ber 4 (aku, Sugeng, Kasta dan Iin) dari Surabaya dengan kapal Patroli Polisi Laut (apa yah namanya). Kami berlayar dari Surabaya ke Makassar selama 3 malam 2 hari di dek depan, jadi langsung berhadapan dengan cipratan ombak.... :(

Saat itu diyakini masyarakat sekitar jika mendaki gunung tersebut pada waktu naik haji, mereka akan dianggap sudah melakukan ibadah haji. Kebeneran pada saat yang sama terjadi musibah di Tanah Suci dan mereka menerima musibah badai di Bawakaraeng adalah sama dengan yang terjadi di Tanah Suci.

Mungkin untuk ekspedisi ini aku mau buat ceritanya tersendiri. Pendek cerita di Makassar kami dibagi dalam beberapa tim. Tim ku (yg ber 4 itu) ke bagian selatan Sulawesi Selatan, yaitu pendakian Lompobattang, kunjungan Desa Kajang di Bulukumba dan pemanjatan  bersama (ini untuk seluruh tim) di tebing Bisaeng Laborro (Bislab). Yg asik dalam ekspedisi ini aku nyobain soto kuda dan minum balok (arak dari nira khas Ujung Pandnag).

Kedua adalah Ekspedisi Lintas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Sugeng, Iwan "eNding", Nanto, Yudsi "Kapten", Eko, Menyek dan aku) tahun 1988, pake mobilnya Sugeng si "Carry" Biru. Kami berangkat dari Jakarta, singgah di Jogja (di Jogja sih aku bergabungnya), lalu ke Malang, trus ke Bali. Di Bali kami (tepatnya aku hanya tukang masak nasi yg juga engga bisa aku lakukan hehehe) ke  Uluwatu untuk memanjat tebing di sana (bukannya surfing....:P) beberapa hari, lanjut ke Lombok untuk pendakian Gunung Rinjani (minus Nanto). Abis pendakian relaxing di Pantai Senggigi sebelum lanjut ke Sumbawa lewat darat dan lanjut ke Pulau Komodo... mentok terus balik lagi ke Barat. Berangkatnya sempet ketinggalan kapal dan bermalam di asrama polisi di Sape (ujungnya Pulau Sumbawa).

Berturut2, kami melakukan kegiatan penikmat alam ini hingga sekarang.
Kenapa aku tulis cerita ini.... karena aku kangen jalan2 yang begitu menyenangkan.

RIndu akan embun pagi yang menyapaku ketika keluar tenda
Rindu tetesan peluh saat pendakian
Rindu akan api unggun yang menghangatkan jiwa raga

Yuk kita mendaki lagi, walau tetep jadi tim leled ceria....

Note dari Kasta sang pencipta lagu Skyline:
sebenarnya saya sangat surprise tulisan utari diatas bahwa utari tidak tau siapa yang ciptakan lagu dan kata-kata karena semua pembuatan lagu dan kata-katanya dia ada disitu. Tetapi agar adik2 SL yg lain juga bisa tau sebaiknya saya jelaskan saja disini bahwa lagu dan kata2 dalam lagu sky line tersebut terinspirasi saat pulang dari ekspedisi SL ke Sulawesi dimana saat itu saya merasakan kekeluargaan yang sangat kental karena anggota SL yang berasal dari berbagai suku dan daerah yg berbeda2 tp kekeluargaannya sangat kental. Sepulang dari Sulawesi kami sempat beberapa hari di Malang tepatnya di rumah Ahmadi. disanalah saya mulai coret2 kata2 yang keluar dari hati utk mengilustrasikan rasa kekeluargaan yang sangat mendalam ini. Karena kata2 tersebut ingin saya luapkan dalam suatu bentuk Mars organisasi SL yg bisa menjadikan spirit dan semangat perjuangan maka jadilah seperti lagu yang kita nyanyikan sekarang. Saya tidak ingat gitar siapa yang saya pake waktu bikin lagu ini kl ga salah gitarnya Ateng adek Ahmadi. Cara saya membuat lagu ini juga terinspirasi oleh Bunda Uli Sigar saat beliau mengamati dentingan musik tanah toa yang dengan tekun dia amati dan tuliskan iramanya dalam bentuk not balok, dalam membuat lagu SL ini saya tidak bisa menuangkan iramanya dalam bentuk not balok maka saya hanya mencatat kunci2 gitarnya saja supaya saat diulang2 utk mendapatkan nada yang baik tdk lupa. Itu dilakukan beberapa kali berulang2 saat waktu2 santai selama di Malang di rmh Ahmadi.
Semoga bermanfaat
Kasta Sbt SL42KAC (bener ga ya no.ku 42?? lupa) 


Friday, March 22, 2013

Marriage (Pernikahan) - Khalil Gibran

You were born together, and together you shall be forevermore.
You shall be together when the white wings of death scatter your days.
Ay, you shall be together even in the silent memory of God.
But let there be spaces in your togetherness,
And let the winds of the heavens dance between you.

Love one another, but make not a bond of love
Let it rather be a moving sea between the shores of your souls.
Fill each other's cup but drink not from one cup.
Give one another of your bread but eat not from the same loaf
Sing and dance together and be joyous, but let each one of you be alone,
Even as the strings of a lute are alone though they quiver with the same music.

Give your hearts, but not into each other's keeping.
For only the hand of Life can contain your hearts.
And stand together yet not too near together:
For the pillars of the temple stand apart,
And the oak tree and the cypress grow not in each other's shadow.


Translasi;

Berpasangan engkau telah diciptakan,
Dan selamanya engkau akan berpasangan.
Bersamalah dikau tatkala Sang Maut merenggut umurmu,
Ya, bahkan bersama pula kalian, dalam ingatan sunyi Tuhan.
Namun biarkan ada ruang antara kebersamaan itu,
Tempat angin surga menari-nari di antaramu.


Berkasih-kasihanlah, namun jangan membelenggu cinta,
biarkanlah cinta itu bergerak senantiasa
seperti aliran air sungai yang mengalir lincah di antar kedua belahan jiwa.
Saling isilah piala minumanmu, tapi jangan minum dari satu piala,
Saling bagilah rotimu, tapi jangan makan dari pinggan yang sama.
Bernyanyi dan menarilah bersama, dalam segala sukacita,
Hanya biarkanlah masing-masing menghayati ketunggalannya.
Tali rebana masing-masing punya hidup sendiri,
Walau lagu yang sama sedang menggetarkannya.


Berikan hatimu, namun jangan saling menguasakannya,
Sebab hanya Tangan Kehidupan yang akan mampu menggapainya
Tegaklah berjajar, namun jangan terlampau dekat:
Bukankah tiang-tiang candi tidak dibangun terlalu rapat?
Dan pohon jati serta pohon cemara, Tiada tumbuh dalam bayangan satu dengan lainnya..


Broken Wings (sayap sayap patah) - Khalil Gibran

Wahai langit, 
Tanyakan pada-Nya mengapa Dia menciptakan sekeping hati ini. Begitu rapuh dan mudah terluka saat dihadapkan dengan duri cinta. Begitu kuat dan kokoh saat berselimut cinta dan asa. 

Mengapa Dia menciptakan rasa sayang dan rindu di dalam hati ini, mengisi kekosongan di dalamnya, menyisakan kegelisahan akan sosok sang kekasih, menimbulkan segudang tanya
Menghimpun berjuta asa, memberikan semangat juga meninggalkan kepedihan yang tak terkira. Mengapa Dia menciptakan kegelisahan dalam jiwa, menghimpit bayangan, menyesakkan dada, tak berdaya melawan gejolak yang menerpa

Wahai ilalang,
Pernahkan kau merasakan rasa yang begitu menyiksa ini? Mengapa kau hanya diam. Katakan padaku, sebuah kata yang bisa meredam gejolak jiwa ini, sesuatu yang dibutuhkan raga ini, sebagai pengobat rasa sakit yang tak terkendali.

Desiran angin membuat berisik dirimu, seolah ada sesuatu yang kau ucapkan padaku,
aku tak tahu apa maksudmu, hanya menduga. Bisikanmu mengatakan ada seseorang di balik bukit sana menunggumu dengan setia, menghargai apa arti cinta. 
Hati terjatuh dan terluka, merobek malam menoreh seribu duka. Kukepakkan sayap - sayap patahku, mengikuti hembusan angin yang berlalu, menancapkan rindu di sudut hati yang beku.

Dia retak, hancur bagai serpihan cermin, berserakan. Sebelum hilang diterpa angin, sambil terduduk lemah Ku coba kembali mengais sisa hati, bercampur baur dengan debu. Ingin ku rengkuh, ku gapai kepingan di sudut hati, hanya bayangan yang ku dapat. Ia menghilang saat mentari turun dari peraduannya. 
Tak sanggup kukepakkan kembali sayap ini, aa telah patah, tertusuk duri yang tajam. Hanya bisa meratap, meringis, mencoba menggapai sebuah pegangan...

Love - Khalil Gibran

Tentang Cinta

When love beckons to you, follow him, Though his ways are hard and steep. And when his wings enfold you yield to him, Though the sword hidden among his pinions may wound you. And when he speaks to you believe in him, Though his voice may shatter your dreams
as the north wind lays waste the garden.

For even as love crowns you so shall he crucify you. Even as he is for your growth so is he for your pruning. Even as he ascends to your height and caresses your tenderest branches that quiver in the sun, so shall he descend to your roots and shake them in their clinging to the earth.

Like sheaves of corn he gathers you unto himself. He threshes you to make you naked. He sifts you to free you from your husks. He grinds you to whiteness. He kneads you until you are pliant; And then he assigns you to his sacred fire, that you may become sacred bread for God's sacred feast.

All these things shall love do unto you that you may know the secrets of your heart, and in that knowledge become a fragment of Life's heart.

But if in your fear you would seek only love's peace and love's pleasure, Then it is better for you that you cover your nakedness and pass out of love's threshing-floor, Into the seasonless world where you shall laugh, but not all of your laughter, and weep, but not all of your tears. Love gives naught but itself and takes naught but from itself. Love possesses not nor would it be possessed; For love is sufficient unto love.

When you love you should not say, "God is in my heart," but rather, "I am in the heart of God." And think not you can direct the course of love, for love, if it finds you worthy, directs your course.

Love has no other desire but to fulfill itself. But if you love and must needs have desires, let these be your desires: To melt and be like a running brook that sings its melody to the night. To know the pain of too much tenderness. To be wounded by your own understanding of love; And to bleed willingly and joyfully. To wake at dawn with a winged heart and give thanks for another day of loving; To rest at the noon hour and meditate love's ecstasy; To return home at eventide with gratitude; And then to sleep with a prayer for the beloved in your heart and a song of praise upon your lips.


Translasi:
Pabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia, Walau jalannya sukar dan curam. Dan pabila sayapnya memelukmu menyerahlah kepadanya. Walau pedang tersembunyi di antara hujung-hujung sayapnya bisa melukaimu. Dan kalau dia berbicara padamu percayalah padanya. Walau suaranya bisa menggetar mimpi-mimpimu bagai angin utara membinasakan taman. Kerana sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia akan menghukummu.
Sebagaimana dia ada untuk menyuburkanmu, demikian pula dia ada untuk mencantasmu. Sebagaimana dia mendaki ke puncakmu dan membelai mesra ranting-ranting lembutmu yang bergetar dalam cahaya matahari. Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan menggegarkannya di dalam pautanmu pada bumi. Laksana selonggok jagung dia menghimpun engkau pada dirinya. Dia menghempuk engkau hingga kau telanjang Dia mengasing-asingkan kau demi membebaskan engkau dari kulitmu. Dia menggosok-gosok engkau sampai putih bersih. Dia meramas engkau hingga kau menjadi lembut; Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya sehingga engkau bisa menjadi hidangan suci untuk pesta kudus Tuhan. Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kau fahami rahsia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan. Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta. Maka lebih baiklah bagimu untuk menutupi tubuhmu dan melangkah keluar dari lantai-penebah cinta. Memasuki dunia tanpa musim tempat kau dapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa-apa pun kecuali dari dirinya sendiri. Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Kerana cinta telah cukup bagi cinta. Pabila kau mencintai kau takkan berkata, "Tuhan ada di dalam hatiku," tapi sebaliknya, "Aku berada di dalam hati Tuhan." Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan memerlukan keghairahan, biarlah ini menjadi keghairahanmu: Luluhkan dirimu dan mengalirlah bagaikan anak sungai, yang menyanyikan alunannnya bagai sang malam. Kenalilah penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh. Rasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tentang cinta; Dan menitiskan darah dengan ikhlas dan gembira. Terjaga di kala fajar dengan hati berawangan dan mensyukuri hari baru penuh cahaya kasih; Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap; Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur; Dan kemudian tidur bersama doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sekuntum nyanyian puji-pujian pada bibirmu.

Children - Khalil Gibran




Khalil Gibran
Poet
Kahlil Gibran was a Lebanese-American artist, poet, and writer. Born in the town of Bsharri in the north of modern-day Lebanon, as a young man he immigrated with his family to the United States, where ... Wikipedia Born: January 6, 1883, Bsharri - Died: April 10, 1931, New York City Full name: Jubran Khalil Jubran


Children
Your children are not your children.
They are the sons and daughters of Life's longing for itself.
They come through you but not from you,
And though they are with you yet they belong not to you.

You may give them your love but not your thoughts,
For they have their own thoughts.
You may house their bodies but not their souls,
For their souls dwell in the house of tomorrow,
which you cannot visit, not even in your dreams.
You may strive to be like them,
but seek not to make them like you.
For life goes not backward nor tarries with yesterday.

You are the bows from which your children
as living arrows are sent forth.
The archer sees the mark upon the path of the infinite,
and He bends you with His might
that His arrows may go swift and far.
Let your bending in the archer's hand be for gladness;
For even as He loves the arrow that flies,
so He loves also the bow that is stable.


Translasi:

Anakmu bukanlah milikmu,
mereka adalah putra putri sang Hidup,
yang rindu akan dirinya sendiri.

Mereka lahir lewat engkau,
tetapi bukan dari engkau,
mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu.

Berikanlah mereka kasih sayangmu,
namun jangan sodorkan pemikiranmu,
sebab pada mereka memiliki alam pikirnya tersendiri.

Patut kau berikan rumah bagi raganya,
namun tidak bagi jiwanya,
sebab jiwa mereka adalah penghuni rumah masa depan,
yang tiada dapat kau kunjungi, sekalipun dalam mimpimu.

Engkau boleh berusaha menyerupai mereka,
namun jangan membuat mereka menyerupaimu,
sebab kehidupan tidak pernah berjalan mundur,
ataupun tenggelam ke masa lampau.

Engkaulah busur asal anakmu,
anak panah hidup, melesat pergi.

Sang Pemanah membidik sasaran keabadian,
Dia merentangkanmu dengan kuasaNya,
hingga anak panah itu melesat jauh dan cepat.

Bersuka citalah dalam rentangan tangan Sang Pemanah,
sebab Dia mengasihi anak-anak panah yang melesat laksana kilat,
sebagaimana dikasihiNya pula busur yang mantap.

Thursday, March 21, 2013

Keseharian Mbah Maridjan


Pada tahun 1983 (kalo ga salah), atas restu keraton, Mbah Maridjan menggantikan ayahnya, yang biasa dipanggil Mbah Hargo (Mbah Hargo sudah meninggal, tapi aku ga' tau meninggalnya tahun berapa) menjadi Juru Kunci Merapi. 


Mbah Maridjan seorang abdi dalem Keraton Yogya. Beliau beristri satu (ya mbah Putri - Ponirah) dan punya 5 orang anak. Berturut turut adalah mbak Panut si sulung (tinggal di Desa Kaliadem dan punya warung yang terkenal wedhang gedangnya di Kinahrejo, samping rumah Mbah Maridjan), Mbak Sulastri (tinggal di Yogya), Mas Asih (tinggal di Kinahrejo), Mbak Sulami (tinggal di Bekasi, mungkin tetangganya Mas Boim?) dan mas Widodo (tinggal di Rawa Lumbu - Bekasi). Mbah sudah punya cucu bahkan cicit.

Beliau seorang cowok (he he he...) berusia 79 tahun, secara pribadi beliau orang yang ramah, penuh welas asih dan bersahaja. Beliau tak segan memberikan nasehat gratis kepada siapapun yang membutuhkan, namun saking tingginya bahasa filosofi beliau jadi agak sulit ditangkap makna dari nasehatnya. Beliau juga tidak segan segan "memarahi" para pendaki Merapi yang membandel (kadang ada yang suka 'nakal' dan membahayakan rekan lainnya), karena jalur pendakian Merapi dari arah Selatan sangat berbahaya terutama dari batas vegetasi (Kendhit) ke atas (kabarnya sekarang jalur selatan ditutup karena jalurnya putus oleh erupsi merapi th duaribu reapa gitu (2004?)).
Beliau tidak pernah menolak jika ada tamu yang berkunjung ke rumahnya, kapanpun selagi beliau bisa.

Diluar itu semua, beliau orang yang sangat humoris. Kadang kadang beliau berbicara dengan menggunakan campuran Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. Ada kejadian yang lucu, saat itu magrib dan Mbah sudah siap pergi ke mesjid. Aku bertanya mau kemana? Si Mbah menjawab dengan sambil lalu "arep street street nang masjid" (maksudnya mau jalan jalan ke masjid).

Keseharian Mbah Maridjan ya seperti seorang kakek pada umumnya. Di pagi hari setelah bangun tidur dan sholat, ngeriung di dapur untuk sarapan. Biasanya Mbah Putri sudah menyiapkan seduhan daun teh dan kue/roti kering untuk sarapan, lalu Mbah Maridjan menuangnya dalam mug kesayangannya ditambah air panas dan mulailah beliau memotong motong gula jawa untuk campuran tehnya. Tak lupa sambil menengok nengok kalau kalau sang cucu (anak Mas Asih, Rosi dan Nurma) yang juga tinggal di Kinahrejo muncul untuk sarapan bersama.

Setelah sarapan, Mbah Maridjan akan mengambil sapu dan mulailah beliau menyapu halaman rumahnya. Mbah sering berkelakar bahwa "aku ki sekolah e nang njpu" (aku sekolahnya di nyapu-njpu seolah olah nama universitas) dan kerjanya bwsp.... buwang sampah...

Siang hari kalo lagi ga ada tamu, ya leyeh leyeh, bercengkrama di dapur sama keluarganya. Menjelang magrib ya siap siap ke masjid. Malam ya nonton sinetron kalo ga ada tamu. Kalo tamunya 'orang deket' sementara beliau lagi nonton, pasti disuruh nunggu selesai sinetron.... (bener koq, si Mbah seneng nonton sinetron....)

Selagi beliau masih lebih muda (10-15 tahun yl), sehari harinya beliau ngarit (mencari rumput) untuk makan sapi piaraannya di hutan Pethit Opak di atas Desa Kinahrejo atau di atas Bebeng. Sekarang Mbah engga' ngarit lagi karena sudah tua, jadi kegiatan sehari harinya ya njpu dan bwsp sambil momong cucu.... Sebenarnya beliau juga sedang menikmati hari tuanya sambil terus menjaga tali silaturahmi dengan Merapi.

Dulu, kalo urusan nyari pendaki ilang di Merapi alias nge-SAR.... hemmmmmm, jangan pernah sepelein beliau deh.... Kalo beliau bilang belom harinya ketemu, ya jangan "nyisir" area, karena percuma yak.... itu bener bener udah terbukti lho...

Aku pribadi sangat mengagumi sosok Mbah Maridjan, jauh jauh hari sebelum beliau menjadi sorotan media, walau mungkin Mbah Maridjan sendiri engga begitu mengenal aku.
Sekarang setelah beliau jadi tenar.... (kalo ada yang ngeledekin bahwa beliau sekarang udah jadi bintang tv, "bintang opo... memedi sawah...?" begitu selalu dijawabnya), aku makin salut sama beliau, salut akan komitmennya sebagai kuncen.....

Begitulah sedikit cerita tentang si-Mbah Maridjan tercintah...... 
Semoga berkenan....

Re-post from Multiply posted on 19 may 2006

Pendakian Pertamaku


1982 October – Gunung Gede
2,958m asl, Strato Volcano A type, Lat 6°47' & Long 106°59'



Pendakian pertamaku adalah Gunung Gede. Disinilah cinta pertamaku pada gunung dan alam mulai bersemi

Saat itu aku duduk di bangku SMA kelas 1 dan segera mewujudkan anganku akan indahnya alam dengan bergabung dengan kelompok pencinta alam Sanditala di sekolahku, yaitu SMA Sumbangsih Jakarta Selatan.

Melihat secara langsung mempesonanya bunga abadi, eidelweiss di hamparan lembah luas nan elok, Surya Kencana, dinginnya udara bersih nan sejuk segar, keindahan alam semesta, mengagumi keagungan Tuhan…

Untuk aku, pendakian adalah olahraga sekaligus olah mental. Pada saat kita melakukan kegiatan pendakian segala sifat manusia akan muncul kepermukaan. Bagaimana tidak, jika saat itu kita didera rasa lelah, lapar, haus atau bahkan nyaris frustasi, belum lagi harus membantu ketika ada teman seperjalan mengalami kesulitan atau dibantu jika kita membutuhkannya.

Dalam pendakian ini aku sangat berterimakasih kepada seniorku Otniel yang senantiasa mendampingi pendakian ini, juga Tatang, Sugeng dan lainnya yang telah membantu mewujudkan cita cita kecilku dengan meyakinkan Ibu dan Bapakku akan keselamatan pendakian perdanaku.

Walau usai pendakian aku terserang penyakit maag aku dan lever yang membuatku terbaring selama 1 bulan, jiwaku tetap membara dalam menjelajahi alam Indonesia……

Anganku tetap mengembara, jajaran gunung lain harus kupilih seiring kesempatan yang ada untuk menguji mentalku dan menantang kelemahan diriku…

Selamat datang di dunia pengembaraan, petualangan alam bebas…..

Bon Jovi, The Family Man... Saluuuuttttt

















Birth Name: John Francis Bongiovi Jr.
  • Birth Place: Perth Amboy, NJ
  • Date of Birth / Zodiac Sign: 03/02/1962, Pisces
  • Profession: Singer; actor
User Rating:  (1,106 ratings)
Add Your Rating: 1 stars2 stars3 stars4 stars5 stars
Jon Bon Jovi Fast Facts:
  • Both parents served in the U.S. Marines.
  • Met his future wife, Dorothea, in a high-school history class.
  • First professional recording gig was singing vocals on the 1980 holiday album Christmas in the Stars.
  • As a part owner of the franchise, launched the Philadelphia Soul of the Arena Football League in 2004.
  • Hit "Who Says You Can't Go Home" was used in a 2006 tourism campaign for his home state of New Jersey.
  • Was named by President Obama to the White House Council for Community Solutions in 2010.
  • Jon Bon Jovi Relationships:
  • Romeo Jon Bongiovi - Son
  • Jacob Hurley Bongiovi - Son
  • Jesse James Bongiovi - Son
  • Dorothea Hurley - Wife
  • Carol Bongiovi - Mother
  • John Francis Bongiovi Sr. - Father
  • Matthew Bongiovi - Brother
  • Stephanie Rose Bongiovi - Daughter
  • Anthony Bongiovi - Brother
  • Jon Bon Jovi Awards:
  • 1991 Golden Globe: Best Original Song - Motion Picture - Winner
  • 2007 People's Choice Awards: Favorite Rock Song - Winner
  • 1990 Oscar: Best Achievement in Music (Original Song) - Nominee
  • 2008 CMT Music Awards: Group Video of the Year - Nominee
  • 2008 CMT Music Awards: Collaborative Video of the Year - Winner
  • 2006 CMT Music Awards: Collaborative Video of the Year - Winner
  • 2013 Golden Globe: Best Original Song - Motion Picture - Nominee
  • 2006 Grammy: Best Country Collaboration With Vocals - Winner
http://www.tvguide.com/celebrities/jon-bon-jovi/bio/158520
Foto dari berbagai sumber yg bagus dan cakep.....


  • Bon Jovi (1984)
  • 7800° Fahrenheit (1985)
  • Slippery When Wet (1986)
  • New Jersey (1988)
  • Keep the Faith (1992)
  • These Days (1995)
  • Crush (2000)
  • Bounce (2002)
  • Have a Nice Day (2005)
  • Lost Highway (2007)
  • The Circle (2009)
  • What About Now (2013)

  • http://en.wikipedia.org/wiki/Bon_Jovi




    ...
    Life is like a Ferris Wheel, spinnin' around
    When you get to the top it's hard to look down

    Just hang on, we'll make it through
    Save me, a seat next to you

    When you get to the gates and the angels sing
    Go to that place where the church bells ring
    You know I'll come runnin', runnin' to find you

    ...

    Your Religion is not Important

    Suatu hari pada Oktober 2010, seorang bos yang bijaksana mengirimkan file presentasi via email dengan judul di atas dan dalam teks nya ditulis "Wisdom....a must read". 

    Saya mengagumi Dalai Lama, dengan filosofi yang sederhana namun sarat makna, termasuk kalimat demi kalimat dalam file tsb. Kebetulan isi file itu adalah dialog antara seorang teologia Brazil dengan Dalai Lama. Saking suka dengan kalimat2 dalam file tersebut, sering saya mencari kembali email itu.

    Berikut adalah isi file tersebut;

    A brief dialogue between a Brazilian Theologist, Leonardo Boff (is one of the renovators of the Theology of Freedom) and the Dalai Lama. 




    In a round table discussion about religion and freedom in which Dalai Lama and myself were participating at recess I maliciouslyand also with interestasked him:
    Your holinesswhat is the best religion?” 

    I thought he would say:  
    “The Tibetan Buddhism” or “The oriental religions, much older than Chritianity” 

    Dalai Lama paused, smiled and looked me in the eyes …. which surprised me because I knew of the malice contained in my question. He answered:
    “The best religion is the one that gets you closest to God. It is the one that makes you a better person.”

    To get out of my embarassment with such a wise answer, I asked:
    What is it that makes me better?”

    He responded:
    Whatever makes you more compassionatemore sensible, more detachedmore lovingmore humanitarianmore responsiblemore ethical.”
     The religion that will do that for you is the best religion

    I was silent for a moment, marvelling and even today thinking of his wise and irrefutable response:
    “I am not interested, my friend, about your religiĆ³n or if you are religious or not.
    What really is important to me is your behaviour in front of your peers, family, workcommunity, and in front of the world.”
    Remember, the universe is the echo of our actions and our  thoughts.”
    The law of action and reaction is not exclusively for physicsIt is also of human relations.  If I act with goodness, I will receive goodnessIf I act with eviI, I will get evil.”

    What our grandparents told us is the pure truth.  You will always have what you desire for othersBeing happy is not a matter of destinyIt is a matter of options.”

    Finally he said:
    Take care of your Thoughts because they become Words. 
    Take care of your Words because they will become Actions. 
    Take care of your Actions because they will become Habits. 
    Take care of your Habits because they will form your Character. 
    Take care of your Character because it will form your Destiny, 
    and your Destiny will be your Life
    … and …
    There is no religion higher than the Truth.”

    Saya tidak tau aslinya file ini dari mana, hanya makna yang terkandung di dalamnya sangatlah baik untuk dipahami, dimengerti dan diaplikasikan kedalam kehidupan sehari hari kita.

    Semoga bermanfaat bagi yang bersedia membacanya....