Garis cakrawala penuntun jalanku
Bunga salju penyejuk jiwaku,
Oh Skyline
Bersamamu, kutelusuri Nusantara
Bersamamu, ku cerita pada dunia
Bersama kita reguk panorama indah....
INDONESIA
Hai majulah, melangkah majulah
Raihlah masa depan gilang gemilang
Hai majualah, melangkah majulah
Raihlah masa depan gilang gemilang
Ga tau sebetulnya siapa yg bikin kata2 indah dalam lagu itu.
Skyline adalah klub pencinta alam (sekarang lebih suka bilang penikmat alam) dimana aku menjelajahi liku2 petualangan alam.
Aku gabung dengan klub ini tahun 1986, tahun tahun awal aku kuliah di Jogja. Teman se-angkatanku, Menyek (Tri Joni Susanto) yang memperkenalkan Skyline ke aku dan teman lainnya yang juga ikut bergabung (Eko dan Kasta). Sebelumnya kami sama sama ikut pendidikan dasar pencinta alam di Kampus STTNAS (dulu ATNAS) Jogjakarta.
Skyline ada beberapa "cabang" di kota kota di Jawa, yaitu ada di Malang (bersama teman2 dari Imapala - UNMER), Kota Batu (dengan teman2 dari Papalas) dan Semarang (seorang dari UNDIP - Ibung alm)
Pendakian pertama kami dalam Skyline adalah Gunung Ciremai di daerah Kuningan, Jawa Barat. Waktu itu sekalian kami dilantik jadi anggota Skyline (secara udah ikut pendidikan pencinta alam kampus, jadi langsung dilantik).Setelah pelantikan, berturut turut aku dan teman2 ikut ekspedisi dalam klub.
Pertama kami ke Makassar (dulu Ujung Pandang), ceritanya memberi bantuan teman2 dari IMAPALA yang berangkat duluan dan membantu melakukan pencarian dan penyelamatan (SAR) di Gunung Bawakaraeng. Berangkatlah kami ber 4 (aku, Sugeng, Kasta dan Iin) dari Surabaya dengan kapal Patroli Polisi Laut (apa yah namanya). Kami berlayar dari Surabaya ke Makassar selama 3 malam 2 hari di dek depan, jadi langsung berhadapan dengan cipratan ombak.... :(
Saat itu diyakini masyarakat sekitar jika mendaki gunung tersebut pada waktu naik haji, mereka akan dianggap sudah melakukan ibadah haji. Kebeneran pada saat yang sama terjadi musibah di Tanah Suci dan mereka menerima musibah badai di Bawakaraeng adalah sama dengan yang terjadi di Tanah Suci.
Mungkin untuk ekspedisi ini aku mau buat ceritanya tersendiri. Pendek cerita di Makassar kami dibagi dalam beberapa tim. Tim ku (yg ber 4 itu) ke bagian selatan Sulawesi Selatan, yaitu pendakian Lompobattang, kunjungan Desa Kajang di Bulukumba dan pemanjatan bersama (ini untuk seluruh tim) di tebing Bisaeng Laborro (Bislab). Yg asik dalam ekspedisi ini aku nyobain soto kuda dan minum balok (arak dari nira khas Ujung Pandnag).
Kedua adalah Ekspedisi Lintas Jawa Bali dan Nusa Tenggara (Sugeng, Iwan "eNding", Nanto, Yudsi "Kapten", Eko, Menyek dan aku) tahun 1988, pake mobilnya Sugeng si "Carry" Biru. Kami berangkat dari Jakarta, singgah di Jogja (di Jogja sih aku bergabungnya), lalu ke Malang, trus ke Bali. Di Bali kami (tepatnya aku hanya tukang masak nasi yg juga engga bisa aku lakukan hehehe) ke Uluwatu untuk memanjat tebing di sana (bukannya surfing....:P) beberapa hari, lanjut ke Lombok untuk pendakian Gunung Rinjani (minus Nanto). Abis pendakian relaxing di Pantai Senggigi sebelum lanjut ke Sumbawa lewat darat dan lanjut ke Pulau Komodo... mentok terus balik lagi ke Barat. Berangkatnya sempet ketinggalan kapal dan bermalam di asrama polisi di Sape (ujungnya Pulau Sumbawa).
Berturut2, kami melakukan kegiatan penikmat alam ini hingga sekarang.
Kenapa aku tulis cerita ini.... karena aku kangen jalan2 yang begitu menyenangkan.
RIndu akan embun pagi yang menyapaku ketika keluar tenda
Rindu tetesan peluh saat pendakian
Rindu akan api unggun yang menghangatkan jiwa raga
Yuk kita mendaki lagi, walau tetep jadi tim leled ceria....
Note dari Kasta sang pencipta lagu Skyline:
sebenarnya saya sangat surprise tulisan utari diatas bahwa utari tidak tau siapa yang ciptakan lagu dan kata-kata karena semua pembuatan lagu dan kata-katanya dia ada disitu. Tetapi agar adik2 SL yg lain juga bisa tau sebaiknya saya jelaskan saja disini bahwa lagu dan kata2 dalam lagu sky line tersebut terinspirasi saat pulang dari ekspedisi SL ke Sulawesi dimana saat itu saya merasakan kekeluargaan yang sangat kental karena anggota SL yang berasal dari berbagai suku dan daerah yg berbeda2 tp kekeluargaannya sangat kental. Sepulang dari Sulawesi kami sempat beberapa hari di Malang tepatnya di rumah Ahmadi. disanalah saya mulai coret2 kata2 yang keluar dari hati utk mengilustrasikan rasa kekeluargaan yang sangat mendalam ini. Karena kata2 tersebut ingin saya luapkan dalam suatu bentuk Mars organisasi SL yg bisa menjadikan spirit dan semangat perjuangan maka jadilah seperti lagu yang kita nyanyikan sekarang. Saya tidak ingat gitar siapa yang saya pake waktu bikin lagu ini kl ga salah gitarnya Ateng adek Ahmadi. Cara saya membuat lagu ini juga terinspirasi oleh Bunda Uli Sigar saat beliau mengamati dentingan musik tanah toa yang dengan tekun dia amati dan tuliskan iramanya dalam bentuk not balok, dalam membuat lagu SL ini saya tidak bisa menuangkan iramanya dalam bentuk not balok maka saya hanya mencatat kunci2 gitarnya saja supaya saat diulang2 utk mendapatkan nada yang baik tdk lupa. Itu dilakukan beberapa kali berulang2 saat waktu2 santai selama di Malang di rmh Ahmadi.
Semoga bermanfaat
Kasta Sbt SL42KAC (bener ga ya no.ku 42?? lupa)
No comments:
Post a Comment