Pages

Thursday, March 21, 2013

Keseharian Mbah Maridjan


Pada tahun 1983 (kalo ga salah), atas restu keraton, Mbah Maridjan menggantikan ayahnya, yang biasa dipanggil Mbah Hargo (Mbah Hargo sudah meninggal, tapi aku ga' tau meninggalnya tahun berapa) menjadi Juru Kunci Merapi. 


Mbah Maridjan seorang abdi dalem Keraton Yogya. Beliau beristri satu (ya mbah Putri - Ponirah) dan punya 5 orang anak. Berturut turut adalah mbak Panut si sulung (tinggal di Desa Kaliadem dan punya warung yang terkenal wedhang gedangnya di Kinahrejo, samping rumah Mbah Maridjan), Mbak Sulastri (tinggal di Yogya), Mas Asih (tinggal di Kinahrejo), Mbak Sulami (tinggal di Bekasi, mungkin tetangganya Mas Boim?) dan mas Widodo (tinggal di Rawa Lumbu - Bekasi). Mbah sudah punya cucu bahkan cicit.

Beliau seorang cowok (he he he...) berusia 79 tahun, secara pribadi beliau orang yang ramah, penuh welas asih dan bersahaja. Beliau tak segan memberikan nasehat gratis kepada siapapun yang membutuhkan, namun saking tingginya bahasa filosofi beliau jadi agak sulit ditangkap makna dari nasehatnya. Beliau juga tidak segan segan "memarahi" para pendaki Merapi yang membandel (kadang ada yang suka 'nakal' dan membahayakan rekan lainnya), karena jalur pendakian Merapi dari arah Selatan sangat berbahaya terutama dari batas vegetasi (Kendhit) ke atas (kabarnya sekarang jalur selatan ditutup karena jalurnya putus oleh erupsi merapi th duaribu reapa gitu (2004?)).
Beliau tidak pernah menolak jika ada tamu yang berkunjung ke rumahnya, kapanpun selagi beliau bisa.

Diluar itu semua, beliau orang yang sangat humoris. Kadang kadang beliau berbicara dengan menggunakan campuran Bahasa Inggris dan Bahasa Jawa. Ada kejadian yang lucu, saat itu magrib dan Mbah sudah siap pergi ke mesjid. Aku bertanya mau kemana? Si Mbah menjawab dengan sambil lalu "arep street street nang masjid" (maksudnya mau jalan jalan ke masjid).

Keseharian Mbah Maridjan ya seperti seorang kakek pada umumnya. Di pagi hari setelah bangun tidur dan sholat, ngeriung di dapur untuk sarapan. Biasanya Mbah Putri sudah menyiapkan seduhan daun teh dan kue/roti kering untuk sarapan, lalu Mbah Maridjan menuangnya dalam mug kesayangannya ditambah air panas dan mulailah beliau memotong motong gula jawa untuk campuran tehnya. Tak lupa sambil menengok nengok kalau kalau sang cucu (anak Mas Asih, Rosi dan Nurma) yang juga tinggal di Kinahrejo muncul untuk sarapan bersama.

Setelah sarapan, Mbah Maridjan akan mengambil sapu dan mulailah beliau menyapu halaman rumahnya. Mbah sering berkelakar bahwa "aku ki sekolah e nang njpu" (aku sekolahnya di nyapu-njpu seolah olah nama universitas) dan kerjanya bwsp.... buwang sampah...

Siang hari kalo lagi ga ada tamu, ya leyeh leyeh, bercengkrama di dapur sama keluarganya. Menjelang magrib ya siap siap ke masjid. Malam ya nonton sinetron kalo ga ada tamu. Kalo tamunya 'orang deket' sementara beliau lagi nonton, pasti disuruh nunggu selesai sinetron.... (bener koq, si Mbah seneng nonton sinetron....)

Selagi beliau masih lebih muda (10-15 tahun yl), sehari harinya beliau ngarit (mencari rumput) untuk makan sapi piaraannya di hutan Pethit Opak di atas Desa Kinahrejo atau di atas Bebeng. Sekarang Mbah engga' ngarit lagi karena sudah tua, jadi kegiatan sehari harinya ya njpu dan bwsp sambil momong cucu.... Sebenarnya beliau juga sedang menikmati hari tuanya sambil terus menjaga tali silaturahmi dengan Merapi.

Dulu, kalo urusan nyari pendaki ilang di Merapi alias nge-SAR.... hemmmmmm, jangan pernah sepelein beliau deh.... Kalo beliau bilang belom harinya ketemu, ya jangan "nyisir" area, karena percuma yak.... itu bener bener udah terbukti lho...

Aku pribadi sangat mengagumi sosok Mbah Maridjan, jauh jauh hari sebelum beliau menjadi sorotan media, walau mungkin Mbah Maridjan sendiri engga begitu mengenal aku.
Sekarang setelah beliau jadi tenar.... (kalo ada yang ngeledekin bahwa beliau sekarang udah jadi bintang tv, "bintang opo... memedi sawah...?" begitu selalu dijawabnya), aku makin salut sama beliau, salut akan komitmennya sebagai kuncen.....

Begitulah sedikit cerita tentang si-Mbah Maridjan tercintah...... 
Semoga berkenan....

Re-post from Multiply posted on 19 may 2006

No comments:

Post a Comment