VERY SHORT, MOST EFFECTIVE AND HOW TRUE...
30 second Speech by Bryan Dyson (CEO of Coca Cola)
"Imagine life as a game in which you are juggling some
five balls in the air. You name them - Work, Family, Health, Friends and
Spirit and you're keeping all of these in the Air.
You will soon understand that work is a rubber ball. If you
drop it, it will bounce back.
But the other four Balls - Family, Health, Friends and
Spirit - are made of glass. If you drop one of these; they
will be irrevocably scuffed, marked, nicked, damaged or even
shattered. They will never be the same. You must understand
that and strive for it."
WORK EFFICIENTLY DURING OFFICE HOURS AND
LEAVE ON TIME. GIVE THE REQUIRED TIME TO YOUR FAMILY,
FRIENDS & HAVE PROPER REST.
"VALUE HAS A VALUE ONLY IF ITS VALUE IS VALUED"
Sunday, November 3, 2013
Tuesday, August 13, 2013
Catatan perjalanan Wayag 9-11 Agustus 2013
06:45 Persiapan keberangkatan, semua barang bawaan dikumpulkan di dermaga untuk segera dimuat ke Kisyoko. Semua peserta kelihatan ceria, ga lupa deh kita untuk berdoa, supaya perjalanan aman dan selamat serta menyenangkan.
09:00 Tiba di Palo, sesi foto dan merokok (karena di perjalanan dilarang merokok, kita tertib lho di awal sampai mendekati akhir perjalanan)
12:40 Tiba di Camp Kawe, istirahat, merokok, sesi foto, berenang dan bikin kopi
Sebagian melakukan sesi foto sambil sebagian lagi memasak (tentu Mbak Tanti dkk).
10 Agustus 2103
04:30 Persiapan sarapan dan packing tenda
06:30 Sarapan pagi yang disiapkan oleh Mbak Tanti dan Deris dkk, dengan menu telur balado dan mie rebus... uhm yummiieee
10:26 Tim pertama tiba di Puncak Wayag pertama (Febi, Febri dan Tanti)
Rama, sang bapak satu anak yang penuh kasih termasuk bagi teman2 seperjalanan, termasuk kategori mas ganteng yang engga pernah lupa dengan “eiiitzzzz” nya diakhir kalimat saat sedang bercanda (lebih tepat ketika dia berusaha menipu hehehe...)
Adit, satu lagi cowok cool ASP CDR yang masih suka nonton ipin dan upin (Mas Waw lho yg bilang). Kalo difoto selalu menampilkan senyum pepsodent (kata Febri)
Mansar Soleman Kein (seharusnya Mam Soleman Kein) adalah sang kapten pada perjalanan ini, beliau yang mengendalikan Kisyoko sebagai alat transport kami menuju tempat indah di timur Indonesia ini.
Israim Kein (putra Mansar Soleman Kein) dan Yubel Kein (ponakan mansar) bertindak sebagai ABK Kisyoko dan tim pendukung dalam perjalanan ini.
Terimakasih buat;
09:30 Berangkat dari Palo, di perjalanan disuguhi pemandangan indah, ada banyak pulau pulau kecil berbentuk unik
10:30 Tiba di sekitar Teluk Saripah, untuk istirahat makan siang. Makan siang yang mewah untuk sebuah acara piknik, ada rendang, ada telur dadar, ada lemang dan tentunya nasi bungkus a la kantin Manuran. Ga lupa juga sesi foto.
11:30 Berangkat menuju Kepulauan Wayag dan akan mampir di Camp Kawe. Awalnya laut teduh, pada kekenyangan langsung pada tidur di perahu deh...
Sekitar 30 menit jalan dari Teluk Saripah, Mansar kesulitan mengendalikan perahu karena arus bawah yang kuat ditambah angin dan gelombang putar. Maka diputuskan untuk berteduh di Camp Kawe.
12:40 Tiba di Camp Kawe, istirahat, merokok, sesi foto, berenang dan bikin kopi
15:40 Berangkat menuju Kepulauan Wayag jika memungkinkan, jika tidak akan berteduh di Pulau Kawe bagian Utara.
16:24 Tiba di bagian Utara Pulau Kawe dan bermalam (camping), karena cuaca tidak mendukung untuk menyebrang ke kepulauan Wayag. Ombak yang cukup kuat membuat Mansar memutuskan untuk berteduh dan menginap di Pulau Kawe bagian utara ini.
Tenda dan perlengkapan masak diturunkan dari perahu dan mulailah kegiatan memasang tenda. Tenda sudah berdiri dan kegiatan dilanjutkan dengan memasak air panas untuk menyeduh teh dan kopi.
Sebagian melakukan sesi foto sambil sebagian lagi memasak (tentu Mbak Tanti dkk).
Makan malam jam 19:00, menunya masih dengan rendang, ikan bakar 4 ekor oci hasil panahan Israim di Kawe dan mie. Kemudian “ngeriung” bersama sebelum pergi tidur.
21:00 Sebagian besar pergi beristirahat sebagian masih meneruskan bermain main dengan kamera (Febri, Rama dan Adit).
10 Agustus 2103
04:30 Persiapan sarapan dan packing tenda
06:30 Sarapan pagi yang disiapkan oleh Mbak Tanti dan Deris dkk, dengan menu telur balado dan mie rebus... uhm yummiieee
07:05 Berangkat menuju Kepulauan Wayag
08:52 Tiba di Camp CI untuk melaporkan kunjungan, sesi foto sambil menunggu ombak sedikit reda.
09:45 Berangkat ke area wisata Wayag diiringi ombak (yaelah... deket aja pake ombak coba...)
10:10 Tiba di titik pendakian pertama
11:45 Tiba kembali di Kisyoko dan menuju ke titik kedua, semua panik karena keindahan alam Wayag yang dahsyat
12:05 Tiba di titik kedua, makan siang, sesi foto, snorkling bareng
12:05 Tiba di titik kedua, makan siang, sesi foto, snorkling bareng
13:30 Tim mulai medaki ke puncak kedua Kepulauan Wayag
13:55 Tim tiba di puncak pendakian kedua
13:55 Tim tiba di puncak pendakian kedua
15:00 Tim tiba kembali di Kisyoko
15:15 Kembali ke Camp CI dan bermalam
11 Agustustus 2013
04:30 Persiapan sarapan, sisa bahan makanan hanya berupa 6 bungkus mie instan berbagai rasa dan kornet 1 kaleng.
06:30 Siap di Dermaga Camp CI menunggu komando Kapten untuk berangkat
04:30 Persiapan sarapan, sisa bahan makanan hanya berupa 6 bungkus mie instan berbagai rasa dan kornet 1 kaleng.
06:30 Siap di Dermaga Camp CI menunggu komando Kapten untuk berangkat
07:05 Berangkat dari Camp CI
08:30 Melewati Pulau Urani (Pulau Oranye)
10:15 Tiba di Airterjun antara Palo dan Kapadiri, Pulau Waigeo
10:57 Menuju Pulau Manuran
11:45 Tiba di Pulau Manuran
Perjalanan ke Wayag kali ini adalah perjalanan yang melelahkan namun sangat menyenangkan. Tim kita adalah tim yang sangat antusias. Bahu membahu dalam mengerjakan semua kegiatan, bersikap tenang saat Kisyoko dihadang ombak dan gelombang.
Ada ciri khas dari masing masing personil yang sangat menyenangkan.
Febri, sang fotografer seribu gaya, maksudnya kalo motret penuh gaya dan dia sendiri kalo difoto mintanya gayanya emang aneh2 seperti foto di sebelah ini.... Belum lagi dia melompat dari perahu ke laut dan ternyata dia tidak bisa berenang.
Tanti dan Deris, mbak dan teteh cantik ini adalah ”great cook”, mereka yang telah mempersiapkan kebutuhan “kampung tengah” kami selama perjalanan. Dan juga di mes 12 Manuran. Selain itu merekalah duo cantik perenang kita...
Rama, sang bapak satu anak yang penuh kasih termasuk bagi teman2 seperjalanan, termasuk kategori mas ganteng yang engga pernah lupa dengan “eiiitzzzz” nya diakhir kalimat saat sedang bercanda (lebih tepat ketika dia berusaha menipu hehehe...)
Petty sang comblang, bahkan lebih heboh daripada yang dicomblangin... Tapi ga ada dia pasti ga rame. Petty juga yang kena tipu pertama bahwa si bule spanyol adalah pemain bola Barcelona, karena dia yg duluan minta foto sama si bule hehehe....Gaya Petty kalo foto bagaikan gaya gabungan antara peragawati dan ibu pejabat, kaki kiri di depan dan agak ditekuk, tangan di paha.....
Febi sang diver yang sedang bermasalah dengan telinga, tangguh dalam perjalanan (laut) dengan seringnya berada di bagian depan perahu saat Kisyoko dihadang gelombang. Cowok cool ini pencinta lingkungan dan tetep bawa bibit bakau dari Kawe.
Edni dan Komce (Ria) merupakan tamu tugas di Manuran yang ikut dalam trip ini.
Edni sang ibu cash opname yang takut ketinggian tapi tak gentar untuk ke puncak bukit di Wayag. Ria walau abis sakit tetap semangat dalam perjalanan. Ria juga pencetus “asbun” bagi Rama.... Kalo dia foto selalu kasih 2 jari, maksudnya “peace” atau “2 anak cukup” ya?
Adit, satu lagi cowok cool ASP CDR yang masih suka nonton ipin dan upin (Mas Waw lho yg bilang). Kalo difoto selalu menampilkan senyum pepsodent (kata Febri)
Mansar Soleman Kein (seharusnya Mam Soleman Kein) adalah sang kapten pada perjalanan ini, beliau yang mengendalikan Kisyoko sebagai alat transport kami menuju tempat indah di timur Indonesia ini.
Israim Kein (putra Mansar Soleman Kein) dan Yubel Kein (ponakan mansar) bertindak sebagai ABK Kisyoko dan tim pendukung dalam perjalanan ini.
· Pak Eko, atas ijinnya untuk liburan kami yang 99% sempurna
· Mbak Cheryl yang telah mengirim Edni ke Manuran dan menjadikan trip kami lebih banyak warna ceria
· Mas Wawan, buat ijin kosongnya CDR Manuran karena Rama dan Adit bisa ikut dan jadi teman perjalanan yang menyenangkan dan membantu mewujudkan impian jalan jalan kita
· Wahyu, buat ingetin bawa bahan makanan lebih sehingga perpanjangan waktu kita di Wayag karena cuaca masih punya makanan dan juga ingetin bawa handphone satelit yang dikirim Sandhy dari Sorong, walau susah bener cari sinyal...
· Sandhy yang udah ijinkan Komce tugas ke Manuran untuk cek “unloading” KM Tipu sekalian ikut trip ini.
· Temen2 seperjalanan termasuk Mansar Soleman Kein, israim dan Yubel yang baik dan sangat menyenangkan dengan candaan dan rasa humor yang tinggi menambah indahnya perjalanan dan ketenangan merupakan anugerah kala perjalanan laut menyapa angin, ombak dan gelombang.
Salam,
Manuran Wayag Manuran..... Dream come true
· Mbak Cheryl yang telah mengirim Edni ke Manuran dan menjadikan trip kami lebih banyak warna ceria
· Mas Wawan, buat ijin kosongnya CDR Manuran karena Rama dan Adit bisa ikut dan jadi teman perjalanan yang menyenangkan dan membantu mewujudkan impian jalan jalan kita
· Wahyu, buat ingetin bawa bahan makanan lebih sehingga perpanjangan waktu kita di Wayag karena cuaca masih punya makanan dan juga ingetin bawa handphone satelit yang dikirim Sandhy dari Sorong, walau susah bener cari sinyal...
· Sandhy yang udah ijinkan Komce tugas ke Manuran untuk cek “unloading” KM Tipu sekalian ikut trip ini.
· Temen2 seperjalanan termasuk Mansar Soleman Kein, israim dan Yubel yang baik dan sangat menyenangkan dengan candaan dan rasa humor yang tinggi menambah indahnya perjalanan dan ketenangan merupakan anugerah kala perjalanan laut menyapa angin, ombak dan gelombang.
Salam,
Manuran Wayag Manuran..... Dream come true
Thursday, July 11, 2013
Haruskah selamatan ketika nempati rumah baru?
Omong omong soal selamatan rumah, jadi ingat ibu almarhum, dulu waktu pindah dari Merdeka Barat ke Kranji tahun 1996, ibu bilang harus selametan dengan mengundang pengajian. Sejujurnya aku ga nanggapi serius soal ini, karena aku pikir yg penting "assalaualaikum" ketika masuk rumah dan memperkenalkan diri ke tetangga kiri kanan depan belakang aja.
Ibu dan Bapak almarhum kelihatannya melaksanakan selamatan rumah itu, aku lupa dan juga ga tau pelaksanaannya karena kalo ga salah dulu itu aku lagi kerja di Cikotok. ga berapa lama setelah pindah ibu jatuh di depan kamar mandi sehingga retak tulang panggulnya. Abis itu ibu emang sering sakit dan kesehatannya terus menurun walau sering juga kelihatan baikan dan sehat juga, hingga akhirnya meninggal dunia tahun 1998.
Tahun ini giliran aku yang dihadapkan secara langsung untuk selamatan rumah biruku. Teman yang non muslim bilang bikin selamatan untuk ucap syukur pada Yang Kuasa karena punya hunian baru. Aku setuju. Tapi untuk aku ucap syukur itu ada berbagai cara dan caraku adalah bersujud ketika menempati rumah itu pertama kalinya sebagai rasa syukurku dan selebihnya berbuat lebih baik kepada sesama, sedapat mungkin engga sakiti dan bikin susah orang lain. Berbagi rejeki jika ada, bayar zakat kalo gajian atau ada rejeki lain.
Bicara soal selamatan rumah biru buat rasa yg ga nyaman
sama sekali. Walaupun itu aku lakukan dengan maksud untuk menyamankan orang2 di sekitarku. Alhasil, abis acara aku malah sangat sangat gelisah. Aku tau ini bukan soal "penghuni lain" rumah ku yang mengganggu, tapi hanya pertentangan batinku sendiri.....
Untuk aku pribadi, yakin dan percaya bahwa "mereka" memang diciptakan dan ada dimana mana. Tapi apakah mereka akan mengganggu kita? Kalo kita ga ganggu, apa mungkin mereka akan jail ke kita? keknya engga deh. Jadi biarkanlah kita hidup di dunia kita masing masing. Bukankah begitu?
Aneh bin ajaib..... ada seorang bapak yang mengatasnamakan dirinya sebagai ustad datang ke rumah untuk "adzan rumahku" (eh maap nih, adzan bukannya untuk manggil orang untuk sholat ya?). Aku sih yah silahkan aja, aku anggap baik aja lah. Setelah itu, dia bilang "keknya rame nih rumah" (maksudnya rame sama hantu pastinya)..... nah ini yg aku sama sekali engga suka. Kesannya si bapak ini nakut2in aku. Siapa perduli ini rumah rame apa engga???? Halah, pelanggaran nih bapak. Aku engga mau bilang dia ustad, karena menurut aku seorang ustad tuh pasti memberikan keteduhan jiwa, bukan malah nakut2in.
Suatu hari akhirnya aku ketemu "teman lama" yang menurut aku benar benar seorang ustad dan istrinya juga seorang ustadjah. Aku senang sekali berdiskusi soal agama dengan mereka (Alhamdulillah). Beliau berdua membenarkan bahwa mahluk halus memang diciptakan Allah dan ada di sekitar kita namun dalam dimensi yang berbeda. Mahluk halus tidaklah dapat dengan begitu saja mengganggu manusia selama manusia juga tidak mengusik mereka dengan "pemujaan".
Soal selamatan rumah memang tidak ada salahnya selama dijalankan dengan niat dan cara yang benar, sebagai tanda kita bersyukur, tidak selamatan juga tidak masalah (aku keknya lebih cenderung ke opsi terakhir hehehe... teteub). Namun mereka lebih menekankan adanya silaturahmi dengan tetangga dan karena aku kerja jauh dari rumah dan hanya sebentar di rumah, dianjurkan untuk membawakan para tetangga sekedar oleh oleh jika pulang dan ga perlu yang mahal, sebagai tanda perhatian dan terimakasih untuk "menjaga" rumah selama kita jauh...... Masuk akal kan?
Belum banyak yang aku diskusikan dengan mereka berdua, karena keburu ada tamu lagi di rumah mereka. Mudah mudahan di cuti ku yang akan datang aku bisa sowan lagi ke mereka.....
Ini hanya sekedar berbagi dengan siapa saja yang mau baca, tanpa maksud mendiskriminasikan apa dan siapaun, so mohon maaf kalo ada yg engga berkenan..
Tuesday, April 16, 2013
Rumah Biru Lumba Lumba
Berawal dari sebuah keinginan punya rumah sendiri beberapa tahun lalu, sejak kami mulai mengontrak rumah bersama (Deden dan si Botak, istrinya Deden namanya Tia dipanggil Nozqa tapi aku lebih senang dengan panggilan sayangku untuk dia; si Botak) di daerah Pelem Sewu Bantul, kami bertekad jika harus keluar dari rumah kontrakan ini kami harus pindah ke rumah milik sendiri.
Mulai cari cari, kira kira dimana lokasi yg menarik. Pernah sama Kak Yorrie jalan jalan ke dekat dengan properti miliknya dan milik Deden dan Nozqa di Bangun Jiwo, Bantul dan dapat sebuah perumahan yang cocok dengan situasi ku yang selalu jauh dari "rumah" yaitu dengan sistem "one gate", jadi keknya cukup aman untuk ditinggal tinggal.
Tapi emang cari/beli rumah juga jodoh2an kata orang, waktu itu aku ga punya uang untuk bayar dp, jadi dari saat itu aku mulai menabung demi mewujudkan impian.
Kalo cuti selalu "iri" liat Deden dan Botak yg sibuk bangun rumah dankami selalu diskusi kalo maubeli rumah harus deket rumah mereka atau rumah Kang Wito (sahabat kami). Abis jalan jalan suatu sore, kami sengaja lewat sekitar rumah Kang Wito di daerah tamantirto - Brajan. dan liat 2 lokasi perumahan. Yg satu perumahan dengan cukup banyak unit dan yg 1 lagi bukan perumahan dan hanya ada 4 kapling. Semuanya masih tanah melompong. Diskusi diskusi dengan Deden, Botak dan Kak Papi, akhirnya aku mutusin untuk ambil 1 dari 4 kapling yg ada (yg bukan perumahan).
Bingung juga ketika ketemu kontraktornya dan ditanya mau layout rumahnya spt apa? hahahahaha.... semua aku minta gambarin kira2 gimana bentuk calon rumahku. Untuk aku yg penting paling tidak ada 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, sedikit halaman belakang untuk sirkulasi udara dan dapur engga perlu besar yg penting ada ruang untuk masak air dan bikin mie instant (saking kecilnya kompor 2 mata aja ga cukup hahhaha....). Masih bingung juga karena kalo di Manuran walau ada telpon kantor aku merasa risih pake untuk urusan pribadi (kalo ga kepepet hahahahaha). Deden dan Botak bersedia bantu aku secara ful untuk urusan rumahku, walau mereka juga masih sibuk dengan membangun rumah Dome mereka di Bangun Jiwo.
Walau pake acara mundur dari jadwal yg ditentukan, walau pake acara sewot2an dengan kontraktor, walau Botak sering sewot sama aku karena aku malas mikir walau soal warna cat (untuk aku yg penbting biru, birunya mah terserah yg seniman lah) yg jelas Deden dan Botak is The Best Project Leader dan berdirilah rumah biruku dengan detail lumba lumba di mana mana, di kamar mandi, di dapur, di-stop kontak, dll. Maka jadilah rumah ku Rumah Biru Lumba Lumba yang begitu nyaman ditinggali, begitu indah di mataku..... tentunya hehehehehe....
Terimakasih khusus buat Deden dan Botak yang udah urusin pembangunan rumahku, mempercantik rumahku sampe mindahin barang dari kontrakan ke rumah biru.
Terimakasih untuk keluargaku, mbak Utami dan Lily yg ikut prihatinku waktu aku mewujudkan impianku ini.
Untuk mas Wito, Mbak Atun, Kak Yorrie, Kak Papi, Debby yg ikut nengokin dan nyumbang isi rumah, juga mamaku sayang Mama Eva dan Tante Lia yg banyak kasih masukkan buat rumah ku terkait dengan urusan pajak dan notaris. Mama mamaku yg ikut mendoakan serta Dadah yang ngelukisin lumbalumba di atas kolam dan masangin Puzzle Millet yg disusun Itcha.
Terakhir adalah buat bosku di Manuran dan di Jakarta atas pengerian dan bantuannya selama pengurusan rumah ini.
Tak terhingga rasa syukurku kepada Allah atas nikmat yg diberkikanNya.
Terimakasih untuk keluargaku, mbak Utami dan Lily yg ikut prihatinku waktu aku mewujudkan impianku ini.
Untuk mas Wito, Mbak Atun, Kak Yorrie, Kak Papi, Debby yg ikut nengokin dan nyumbang isi rumah, juga mamaku sayang Mama Eva dan Tante Lia yg banyak kasih masukkan buat rumah ku terkait dengan urusan pajak dan notaris. Mama mamaku yg ikut mendoakan serta Dadah yang ngelukisin lumbalumba di atas kolam dan masangin Puzzle Millet yg disusun Itcha.
Terakhir adalah buat bosku di Manuran dan di Jakarta atas pengerian dan bantuannya selama pengurusan rumah ini.
Tak terhingga rasa syukurku kepada Allah atas nikmat yg diberkikanNya.
Subscribe to:
Posts (Atom)