Saturday, March 22, 2014
Di beranda tepi pantai
Di sana, aku tinggal hampir 7 gelaran mentari
menjadi saksi betapa indah dan agung cipta Mu
betapa merdu simponi yang Kau cipta
langit biru jernih walau kadang abu disemuti mendung
dua pelangi sejajar menyapa sore yang cantik usai hujan
sepasang elang terbang rendah mencari makan di atas birunya laut
ikan kecil berkejaran menciptakan suara halus di tengah keteduhan ombak
Di sana, di tengah Samudra Pasifik
keseimbangan antara hati dan kata, teruji
kejujuran yang pernah diajarkan, tertempa
mencoba membangun cita cita sederhana
agar hidup selalu menjadi lebih baik dan bermakna
untuk diri sendiri maupun saudara saudara di sekitar
dermaga
pandang tiang2 kokoh kapal berbentur dengan dapra
dimana kesibukan bongkar muat terlaksana dengan ceria
dimana para penyabar menanti pancing mengait ikan harapan
dimana para ahli mengendalikan crane untuk sebuah kegiatan
dimana kisah cinta berakhir atau berlanjut ke pelaminan
perahu kecil terjajar di pantai berpasir putih
kapal besar tertambat di laut lepas
tugboat penarik tongkang sandar di dermaga
LCT dengan kegiatan kru kapal yang asik memancing
atau memperbaiki mesin dengan tekun
truk pengangkut berlalu lalang saat pemuatan
gemuruh suara excavator bekerja
laju wheel loader memindahkan material
membuat harmoni hidup yang sempurna
ada rasa yang tak terucap
ada bara yang menjadi api yang harus padam
ada keceriaan dan canda tawa saat saling mencela
ada wajah cemberut ketika kalah dalam bersilat lidah
ada lantunan lagu cinta dengan denting gitar
ada sorak sorai ketika nonton bola
ada isak tangis haru biru, ketika kesedihan melanda
ada parang teracung yang tak semestinya
demi sebuah harga diri ketika alam sadar melayang nun jauh
lelaki bertelanjang dada membuat perahunya
untuk mengayuh kehidupan mendatang
wanita paruh baya bersimpuh di atas snaad
dengan pinang sirih dan kapur menghiasi bibir yang selalu tersenyum
menjajakan hasil bumi
wanita muda merengkuh anak di depan klinik
rindu tak terbilang
akan keindahan tempat ini
akan kedamaian pantainya
akan keramahan rekan rekan
akan wajah gelap dan polos saudara saudaraku
begitulah kehidupan indah di Pulau Manuran
yang memang selalu harus disyukuri
biarlah menjadi pelajaran berharga
jika memang ada kesempatan lagi
biarlah menjadi kenangan indah
jika tidak akan kembali
Subscribe to:
Posts (Atom)